Pada tulisan saya terdahulu, saya telah membahas mengenai definisi dan tujuan pendidikan jasmani. Di mana pemahaman yang benar mengenai dua hal tersebut sangatlah penting untuk dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani. Selanjutnya, hal lain yang tidak kalah penting untuk dipahami oleh seorang guru pendidikan jasmani adalah mengenai model-model penerapan atau implementasi program pendidikan jasmani.
Mengapa hal ini begitu penting untuk dipahami oleh guru penjas ?
Jawabannya sudah sangat jelas, agar guru penjas dapat menentukan model atau pendekatan yang tepat bagi anak didik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model implementasi program pendidikan jasmani sendiri terus mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman. Namun demikian, perkembangan tersebut masih tetap berada dalam lingkup dan konsep dasarnya, yaitu “education through physical”.
Beberapa model implementasi program pendidikan jasmani yang banyak diterapkan di negara maju, terutama Amerika Serikat di antaranya:
- Movement Education : merupakan salah satu model implementasi penjas yang lebih menekankan pada penguasaan gerak.
- Fitness Approach : model ini lebih menekankan pada peningkatan kualitas kesegaran jasmani anak didiknya.
- Academic-Discipline Approach : model ini lebih menekankan pada penguasaan aspek akademis secara mendalam bagi para siswa.
- Social-Development Model : model implementasi penjas ini lebih menekankan pada pengembangan sosial-individu anak didik.
- Sport Education Model : model ini lebih menekankan pada pengembangan keterampilan berolahraga.
- Developmental Education : model ini menempatkan anak didik sebagai pusat pertimbangan dalam pembuatan kurikulum.
- Eclectic Approach : merupakan model implementasi gabungan yang terdiri dari dua atau lebih model-model implementasi program pendidikan jasmani di atas.
Itulah sekilas mengenai beberapa model implementasi program pendidikan jasmani yang sering diterapkan di negara-negara maju. Di lain kesempatan saya akan mencoba membahas model-model tersebut dengan lebih terperinci lagi.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Suherman, Adang, MA., Drs. 1999/2000. Dasar-dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III
Sumber gambar: www.solopos.com
2 komentar:
I will probably be back again to browse much more, many thanks for the data.
That is an extremely smart written article. I will be sure to bookmark it and return to learn extra of your useful information. Thank you for the post. I will certainly return.
Posting Komentar