Rabu, 21 Desember 2011

Mari Kita Nyalakan Lilin!!!


Berhenti mengecam kegelapan. Nyalakan lilin!!!

Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin, lakukan sesuatu. 

-Indonesia Mengajar-


Membaca kutipan di atas, saya terhenyak... Selama ini, kondisi saya persis seperti apa yang digambarkan di atas. Selalu mengeluh dan mengecam "kegelapan" yang melanda dunia pendidikan di Indonesia.

Tak bisa kita pungkiri lagi, kualitas pendidikan kita dalam berbagai aspek masih tertinggal dari negara-negara lain. Banyak sekali kekurangan, keanehan, dan kejanggalan yang terjadi di lapangan yang sangat butuh untuk segera kita benahi.

Selama ini saya selalu mengeluh dan mengecam semerawutnya kondisi dunia pendidikan di Indonesia, atau bahkan membeberkan "aib" yang saya saksikan di lapangan (meski hanya berbentuk curhatan pada teman), tanpa pernah sedikitpun berpikir "siapa saya???", dan "apa yang telah saya perbuat untuk memperbaiki kondisi tersebut???". Mungkin, inilah memang penyakit kronis bangsa ini (atau mungkin saya pribadi), hanya bisa mencaci tanpa bisa memberi solusi. Selalu menuding orang lain tanpa bernah berkaca pada diri. 

Setelah membaca kutipan di atas, rasanya saya malu kepada diri saya sendiri. Saya dan pastinya kita semua menyadari bahwa maju dan mundurnya kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab kita bersama, semua stakeholder di bidang pendidikan terlebih para guru yang merupakan ujung tombak perjuangan di lapangan. Maka yang harus kita pahami dengan benar adalah kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk memajukan pendidikan di Indonesia sesuai dengan porsi dan kapasitasnya masing-masing. Semua berada di tangan kita semua.

Mungkin sudah saatnya sekarang kita berpikir, "apa yang telah saya perbuat???", "apa yang harus saya perbuat???", dan "apa yang akan saya perbuat???" untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Kita mulai berjuang sesuai dengan porsi kita masing-masing. 

Bagi para pendidik seperti saya, mulailah dengan berusaha menjadi pendidik yang baik, yang menyadari, memahami, dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sepenuh hati. Didik anak didik kita dengan keteladanan dan jangan pernah lelah untuk terus belajar dan memperkaya kompetensi kita sebagai seorang pendidik.

Seperti kalimat yang sering diucapkan oleh seorang penceramah, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, dan mulai dari sekarang!!!

Mari kita nyalakan lilin!!!


#Tulisan ini hanya sekedar pendapat pribadi, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan...

Selasa, 20 Desember 2011

Tujuan Pendidikan Jasmani


Tujuan pendidikan jasmani. Sama halnya dengan pengertian pendidikan jasmani, tujuan pendidikan jasmani pun sering dituturkan dalam redaksi yang beragam. Namun, keragaman tujuan penuturan tujuan pendidikan jasmani tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu sendiri. 

Sebagaimana telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.

Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani pun mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya terfokus pada aspek fisik saja, melainkan juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:
  • Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
  • Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull).
  • Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
  • Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

#Diringkas dari Modul Dasar-Dasar Penjaskes karya Drs. Adang Suherman, MA. hal: 22-23.

Selasa, 16 Agustus 2011

Definisi Pendidikan Jasmani

Definisi pendidikan jasmani. Sebagian orang sering keliru dalam mendefinisikan pendidikan jasmani. Mereka sering menganggap bahwa pendidikan jasmani sama dengan pendidikan olahraga. Secara sederhana, pendidikan jasmani didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Tujuannya adalah pengembangan individu yang diperoleh melalui pengalaman gerak. 

Dalam konteks yang lebih luas, pendidikan jasmani didefinisikan sebagai proses pembelajaran melalui kegiatan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sportif, dan kecerdasan emosional. Dengan demikian, Pendidikan Jasmani tidak hanya ditujukan untuk pembangunan fisik tetapi juga mencakup pengembangan individu secara menyeluruh.

Beberapa definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
  1. Barrow mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui aktivitas gerak manusia di mana banyak dari tujuan pendidikan yang dicapai melalui kegiatan otot besar yang melibatkan olahraga, permainan, senam, tari dan latihan.
  2. Jackson R. Sharman menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan yang berlangsung melalui kegiatan yang melibatkan mekanisme motorik tubuh manusia yang menghasilkan pola perilaku individu.
  3. Charles A. Bucher mengemukakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional.
  4. Central Advisory Board of physical Education and Recreation mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui aktivitas fisik untuk pengembangan total kepribadian anak untuk keutuhan dan kesempurnaan tubuh, pikiran dan jiwa.
  5. Abdul Kadir Ateng menjelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
  6. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.


Referensi:
  1. http://bodyfitnesshealth.com
  2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

    Sabtu, 30 Juli 2011

    Menjadi Guru Penjas Itu Mudah (?)


    Dulu, saya selalu berpikir bahwa menjadi seorang guru Penjas itu sangat mudah. Cukup dengan menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan, kemudian guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan sambil minum kopi dan merokok.

    Hal inilah yang selalu tertanam dalam pikiran saya karena memang itulah aktivitas pembelajaran Penjas yang sering saya alami ketika sekolah dulu. Bahkan, sejujurnya ini pula lah alasan saya dulu ketika memilih kuliah di jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

    Jadi guru Penjas aja ah, kan gampang kerjanya, tinggal kasih bola trus kitanya santai di pinggir lapangan… :)

    Saya rasa hal ini pula lah yang sering dipahami oleh sebagian besar masyarakat awam bahkan oleh sebagian guru Penjas, bahwa pelajaran pendidikan jasmani itu mudah dan dapat dilaksanakan seadanya, yang penting anak bergerak dan berkeringat, itu sudah cukup.

    Lalu, apakah benar menjadi seorang guru Penjas itu mudah? Apakah benar pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sesederhana gambaran di atas? Tentu saja tidak.

    Pemahaman yang keliru tentang pendidikan jasmani tersebut seringkali muncul karena ketidakpahaman masyarakat awam maupun guru Penjas itu sendiri tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di samping mungkin karena guru Penjas tersebut kurang mencintai tugasnya dengan sepenuh hati.

    Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya?

    Secara umum pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut:
    Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
    Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau proses mendidik anak melalui aktivitas jasmani. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat atau media yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar.

    Gerak itu dirancang secara sadar oleh guru dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

    Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seorang guru Penjas seharusnya memiliki kemampuan dasar umum yang memadai yang mencakup penguasaan dan pengorganisasi materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode penyampaian seta penilaiannya.

    Secara rinci kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru penjas diantaranya;
    1. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi karakteristik anak tentang pertumbuhan fisik, perkembangan mental, perkembangan sosial dan emosional sesuai dengan fase-fase pertumbuhan.
    2. Guru penjas harus mampu membangkitkan dan memberi kesempatan pada anak untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, serta mampu menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan keterampilan motorik anak.
    3. Mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
    4. Dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
    5. Guru penjas harus memahami dan menguasai keterampilan gerak yang baik.
    6. Berkemampuan tentang unsur-unsur kondisi fisik.
    7. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan yang ada dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani.
    8. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam dunia olahraga dan menyalurkan hobi peserta didik dalam dunia olahraga. 
    Jika kita memahami dengan baik tentang apa itu pendidikan jasmani dan apa pula tujuannya, kita akan menyadari bahwa sesungguhnya betapa berat tugas seorang guru Penjas itu. Kini setelah sedikit demi sedikit belajar tentang hakikat pendidikan jasmani dan berusaha menerapkannya di lapangan, saya tak lagi berpikiran bahwa menjadi guru Penjas itu mudah.

    Bagaimana dengan anda, masihkah berpikir menjadi guru Penjas itu mudah ?

    Minggu, 24 Juli 2011

    Daftar Isi


    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes