Sabtu, 30 Juli 2011

Menjadi Guru Penjas Itu Mudah (?)


Dulu, saya selalu berpikir bahwa menjadi seorang guru Penjas itu sangat mudah. Cukup dengan menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan, kemudian guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan sambil minum kopi dan merokok.

Hal inilah yang selalu tertanam dalam pikiran saya karena memang itulah aktivitas pembelajaran Penjas yang sering saya alami ketika sekolah dulu. Bahkan, sejujurnya ini pula lah alasan saya dulu ketika memilih kuliah di jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

Jadi guru Penjas aja ah, kan gampang kerjanya, tinggal kasih bola trus kitanya santai di pinggir lapangan… :)

Saya rasa hal ini pula lah yang sering dipahami oleh sebagian besar masyarakat awam bahkan oleh sebagian guru Penjas, bahwa pelajaran pendidikan jasmani itu mudah dan dapat dilaksanakan seadanya, yang penting anak bergerak dan berkeringat, itu sudah cukup.

Lalu, apakah benar menjadi seorang guru Penjas itu mudah? Apakah benar pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani sesederhana gambaran di atas? Tentu saja tidak.

Pemahaman yang keliru tentang pendidikan jasmani tersebut seringkali muncul karena ketidakpahaman masyarakat awam maupun guru Penjas itu sendiri tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di samping mungkin karena guru Penjas tersebut kurang mencintai tugasnya dengan sepenuh hati.

Apakah sebenarnya pendidikan jasmani dan apa tujuannya?

Secara umum pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai berikut:
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau proses mendidik anak melalui aktivitas jasmani. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat atau media yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar.

Gerak itu dirancang secara sadar oleh guru dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, seorang guru Penjas seharusnya memiliki kemampuan dasar umum yang memadai yang mencakup penguasaan dan pengorganisasi materi yang hendak diajarkan dan penguasaan metode penyampaian seta penilaiannya.

Secara rinci kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru penjas diantaranya;
  1. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi karakteristik anak tentang pertumbuhan fisik, perkembangan mental, perkembangan sosial dan emosional sesuai dengan fase-fase pertumbuhan.
  2. Guru penjas harus mampu membangkitkan dan memberi kesempatan pada anak untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, serta mampu menumbuhkembangkan potensi kemampuan dan keterampilan motorik anak.
  3. Mampu memberikan bimbingan dan pengembangan anak dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
  4. Dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menilai serta mengoreksi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
  5. Guru penjas harus memahami dan menguasai keterampilan gerak yang baik.
  6. Berkemampuan tentang unsur-unsur kondisi fisik.
  7. Memiliki kemampuan untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanfaatkan faktor-faktor lingkungan yang ada dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani.
  8. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dalam dunia olahraga dan menyalurkan hobi peserta didik dalam dunia olahraga. 
Jika kita memahami dengan baik tentang apa itu pendidikan jasmani dan apa pula tujuannya, kita akan menyadari bahwa sesungguhnya betapa berat tugas seorang guru Penjas itu. Kini setelah sedikit demi sedikit belajar tentang hakikat pendidikan jasmani dan berusaha menerapkannya di lapangan, saya tak lagi berpikiran bahwa menjadi guru Penjas itu mudah.

Bagaimana dengan anda, masihkah berpikir menjadi guru Penjas itu mudah ?

9 komentar:

Sumber Referensi Guru Penjas Terlengkap dan Terupdate mengatakan... Balas Komentar

Memang, kalau belum memahami hakikat dan filsafat pendidikan jasmani, tidak akan mungkin bisa benar-benar mengerti betapa mulia, luar biasa dan beratnya tugas seorang guru penjas. :)

Susnadi mengatakan... Balas Komentar

Salam olahraga, Mantab tulisannya Pak,...
mari kita rubah paradigma lama tentang guru olahraga/penjasorkes dari diri kita sendiri

Aboe Fawwaz mengatakan... Balas Komentar

@Sumber Referensi Guru Penjas Terlengkap dan Terupdate: Setuju pak... makasih udah mampir :)

Aboe Fawwaz mengatakan... Balas Komentar

@Susnadi:mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil, mulai dari sekarang.... :)

feron mengatakan... Balas Komentar

mantap UMbu tingkatkan kreatifitas gr

danarilmawann mengatakan... Balas Komentar

saya masih kelas 12 sma ,abis ini pas saya lulus sma saya mau kuliah jurusan kepelatihan/kependidikan olahraga kampus negri mana yg bagus utk jurusan itu?
terims

Indra YDC Sobat Penjas mengatakan... Balas Komentar

Di FIK UNY

Unknown mengatakan... Balas Komentar

Apalagi memiliki siwa jumlahnya banyak

Anak2 sd guru penjas harus bugar lahir batin.cerdas memahami karakter diswa..
...darul kutni guru penjas sdn 1 gelumbang
Kab muara enim...salam kompak...

Unknown mengatakan... Balas Komentar

Saya masih ragu ragu Menjadi guru olahraga, apakah jadi guru olahraga ITU susah dan kuliah jurusan olahraga ITU susah. Terima masih.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes