
Dulu, saya selalu berpikir bahwa menjadi seorang guru Penjas itu sangat mudah. Cukup dengan menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan, kemudian guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan sambil minum kopi dan merokok.
Hal inilah yang selalu tertanam dalam pikiran saya karena memang itulah aktivitas pembelajaran Penjas yang sering saya alami ketika sekolah dulu. Bahkan, sejujurnya ini pula lah alasan saya dulu ketika memilih kuliah di jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Jadi guru Penjas aja ah, kan gampang kerjanya, tinggal kasih bola trus kitanya santai di pinggir lapangan… :)
Saya rasa hal ini pula lah yang sering dipahami oleh sebagian besar masyarakat awam bahkan...